Jumat, 16 September 2011

Selain Syurga, Menulis itu juga obat!


Selain Syurga, Menulis itu juga obat!

Menjelang magrib, mengahabiskan waktu didepan layar komputer, setelah selesai dengan urusan wajib, tiba saatnya untuk berselancar didunia maya. Selama ini langganannya adalah jejaring sosial, memuat apa yang sedang dipikirkan, walau sekedar melihat notification, atau kabar berita distatus kawan.

Blog yang telah lama saya buat jarang terisi, padahal hampir tiap hari menulis, paling tidak menulis distatus Facebook atau twitter. Fikiran dan hati sedang kacau, biasanya, disaat hati yang sedang kacau, tapi ditopang dengan fikiran yang stabil, itu adalah masa yang tepat untuk saya menulis, mulai dari mengarang bebas, hingga opini. Kelamaan, ini tidak sehat, setiap sedang “sakit” maka akan lahir beberapa tulisan, masak untuk menulis harus sakit dulu. Membiasakan menulis diberbagai kondisi, sesuatu yang susah, beberapa tulisan yang saya muat didalam blog, sebelum hari ini, itu adalah pertinggal sejarah, untuk membantu saya kapan saja yang sedang dirundung masalah, dan sakit!.

Sebelum hari raya idul fitri tahun ini, itu adalah masa kegelapan! Seakan dunia sudah berakhir. Waktu terus berlalu, tidak menunggu penumpang bumi ini, jika pada saatnya penumpang masih tidur, menangis, berlari, tersenyum, kendaraan tersebut terus bergerak, berdasarkan kehendak Nya!

Sampai saat ini, bangkit, sedikit-demi sedikit meyakinkan diri, bahwa semua sudah ada yang mengaturnya. Pada saatnya, semua akan indah!. 3 bulan bukanlah waktu yang singkat, cukup untuk membuktikan pada menguning disawah. 

Tak terencana, usai mengerjakan beberapa laporan, mencoba untuk menulis apa saja yang ada didalam benak dan pikiran. Awalnya hendak menjadi ferpeksionis, menulis sesuatu yang teratur, itu ternyata sangat menyiksa. Mulai saya coba untuk menulis apa yang ada dipikiran, dan memikirkan apa yang saya lihat. Jadi lah disore ini beberapa coretan dalam goresan diri. Goresan diri adalah tema blog saya.

Pernah, saya berfikir untuk mencoba nekat, menggunakan cara “gelap”, ingin membumi hanguskan yang menentang, atau mencoba melampiaskannya kepada lain target. Untung masih sempat berdiskusi dengan banyak orang, itu hanya akan membuat masalah baru, dan masalah lama tidak akan selesai, itu kesimpulannya.

Mungkin salah satu untungnya, dengan didorong masalah ini, saya dapat menuliskan coretan-coretan ini, karena harus diakui, pekerjaan yang sangat susah untuk sementara waktu adalah melupakan. Jika hanya untuk melampiaskan, maka menulis adalah pelampiasan yang baik, karena tidak akan merugikan orang lain. 

Tidak usah berlebihan, dengan menyempatkan diri dipagi hari, atau disore hari, sebelum dan sesudah jam kerja untuk menulis, menuangkan gagasan tentang kebijakan, regulasi, kinerja DPRA, Pemerintah Aceh, realita sosial atau sekedar hura-hura, tentunya harus dapat mempertanggungjawabkan jika ada pihak yang merasa dirugikan. Mungkin, ini adalah cahaya, petanda, cara tuhan untuk mengarahkan kejalan yang Benar!. Jika Natalie, sang penulis novel dari amereika itu mengatakan Sekedar menulis sudah syurga, saya tambahkan, selain syurga, menulis itu juga obat!......Selamat mencoba...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar