Selasa, 04 Februari 2020

Jalur Rempah; Upaya menuju Indonesia Berdikari!



Alja Yusnadi, S.TP.,M.Si

“Berdaulat dibidang politik, Berdikari dibidang ekonomi, Berkepribadian secara budaya” Tri Sakti Bung Karno.


Rempah pernah menempatkan Nusantara sebagai daerah penting dalam jalur perdagangan dunia. Negeri yang terdiri dari kurang lebih tujuh belas ribu pulau itu menghasilkan berbagai ragam tumbu-tumbuhan yang memiliki wangi yang khas, sebut saja seperti Pala, Nilam, Cengkeh, Sereh, Gaharu, Merica, Barus,Lada. Dan, masih banyak lagi, setiap daerah memiliki rempah yang berbeda.

Posisi geopolitik nusantara yang sangat strategis, dengan kofigurasi kepulauan yang memiliki ribuan selat digunakan untuk banyak pelayaran dan perdagangan, menjadikan Nusantara sebagai makro kosmos.

Banyak negara mengincar rempah Nusantara. Oleh karena itu pula, atas kehendak ingin menguasasi, membuat Portugis, Belanda dengan persekutuan dagangnya-VOC, Jepang, tidak hanya melakukan dagang, namun menggunakan senjata untuk menguasai rempah nusantara.

Singkatnya, Nusantara, yang pada kemudian hari disebut Indonesia pernah menjadi salah satu negara yang diperebutkan dunia karena memiliki hasil alam yang melimpah.

Puluhan, bahkan seratusan tahun berselang, kini asa memperkuat Indonesia melalui jalur rempah kembali disuarakan. Adalah PDI Perjuangan. Sebagai partai politik pemenang pemilu 2014 dan 2019, Partai yang pada Kongres 2019 lalu menasbihkan diri sebagai partai pelopor, berinisiatif mengembalikan rempah kepada jalur kejayaannya.

Untuk membahas itu, pada rapat kerja nasional I tahun 2020, PDI Perjuangan mengangkat tema : Solid Bergerak Mewujudkan Indonesia Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi Masional. Dan Sub Tema: Strategi Jalur Rempah Dalam Lima Prioritas Industri Nasional Untuk Mewujudkan Indonesia Berdikari.

Biasanya, partai politik menempatkan issu politik electoral pada setiap Raker. Kali ini, partai yang dinahkodai Hj. Megawati Sokarno Putri ini menempatkan Jalur Rempah sebagai agenda penting yang dibahas pada ajang tahunan partai.


Memaknai Spirit Jalur Rempah

Jalur rempah tidak hanya ihwal perdagangan rempah-rempah, lebih jauh dari itu, Jalur Rempah adalah semacam ikon untuk menempatkan Indonesia sebagai pusat perdagangan dunia.


Semangat ini tentu bisa saja berlebihan jika melihat dominasi China dan Amerika dalam pertempuran dagang belakangan ini. Sebagai sebuah semangat, cita-cita, Jalur Rempah harus menjadi wacana yang secara terus menerus harus dimatangkan dan diimplementasikan dalam kebijakan.

Setidaknya, ada Empat sektor utama berbasis spirit jalur rempah. Pertama, Black Gold. Komoditas Hasil Tambang dan mineral yang berada di daerah tersebut dan memiliki nilai ekonomi tinggi dan diminati oleh daerah atau bangsa bangsa lain, seperti batu bara, minyak bumi, batu mulia, logam-logam, dan komoditas sejenis.

Sejalan dengan itu, pemerintah Indonesia telah mewacanakan untuk menghentikan eksport bahan mentah nikel. Untuk selanjutnya Indonesia menjadi peng-eksport bahan utama pembuat baterai. Untuk mewujudkan Jalur Rempah, pemerintah juga harus memikirkan untuk tidak meng-eksoprt bahan mentah selain Nikel, paling tidak menjadi setengah jadi.  

Kedua, Green Golds. Komoditas hasil perkebunan dan hutan yang berada didaerah tersebut dan memiliki nilai ekonomi tinggi seperti kayu olahan, kelapa sawit, karet, Pala, Nilam, produk tumbuhan/flora yang diminati di pasar nasional/internasional.

Saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara eksportir minyak kelapa sawit, beberapa waktu terakhir, hubungan Indonesia dengan Uni Eropa sebagai negara importir agak memanas. Indonesia harus berbenah, dengan bantuan teknologi, Indonesia harus mampu memikirkan produk turunan dari kelapa sawit, jika itu terjadi, ketergantungan kepada negara lain agak berkurang.

Begitu juga dengan Kelapa, dalam sebuah kesempatan, presiden Jokowi pernah mengatakan, sekarang, Indonesia melalui peneliti dalam negeri sedang mengembangkan penelitian, minyak kelapa menjadi Avtur.

Ketiga, Blue Gold. Komoditas yang berbasis perairan/maritime, baik yang dibudidayakan maupun yang ditangkap yang berasal dari daerah tersebut dan memiliki nilai ekonomi tinggi dan diminati pasar nasional/internasional.

Sebagai negara kepulauan, yang perbandingan luas perairan dengan daratan tujuh banding tiga, tentu Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat menjanjikan. Dengan kehadiran Tol Laut sebagaimana digagas oleh presiden Jokowi dapat menghubungkan antar pulau diharapkan dapat menekan biaya transportasi yang memobilisasi hasil laut.

Keempat, Pariwisata. Produk atau jasa berbasis keunggulan alam, nilai budaya/adat-istiadat, warisan masa lalu yang dapat dikemas menjadi industri pariwisata, termasuk didalamnya adalah kuliner, seni-budaya dan kriya. Kekayaan lain yang dimiliki Indonesia selain sumberdaya alam adalah pariwisata. Mulai keindahan panorama alam, seni-budaya, hingga kuliner.

Keempat spirit jalur rempah tersebut harus menjadi focus pembangunan Indonesia kedepan. Jalur rempah tidak hanya menjadi tagline, lebih dalam lagi, harus mampu diartikulasi dalam postur APBN dan APBD, harus masuk kedalam semesta berencana atau perencanaan jangka panjang.

Politik luar negeri yang bebas aktif harus mampu mengambil peran strategis, bagaimana kedepan, Indonesia tumbuh menjadi salah satu raksasa dalam perdagangan dunia. Jangan tenggelam ditengah pertempuran dagang China dan Amerika. ndonesia melalui Jalur Rempah-nya harus mampu berdikari, berdiri diatas kaki sendiri, sebagaimana harapan Bung Karno.


Tulisan ini telah muat di : 

https://anteroaceh.com/news/jalur-rempah-upaya-menuju-indonesia-berdikari/index.html







Tidak ada komentar:

Posting Komentar