Kamis, 28 Juni 2012

Demokrasi Sialan


Oleh : Alja Yusnadi

Terus-terusan berlindung di balik kata “transisi” bukanlah pilihan yang tepat bagi Aceh, memberikan pema’afan dan pemakluman yang berlebihan terhadap segala kekurangan membuat bangsa ini bebal. Justru, yang paling penting mengetahui dan mengakui kekurangan, kemudian memperbaikinya dimasa yang akan datang.
Dari sisi demokrasi, sudah terjadi perubahan jika dibandingkan dengan era konflik. Dulu, pemilu dijadikan alat kampanye untuk menolak sistem pemilihan Indonesia, pemilu tahun 2004 berlangsung di bawah tekanan, masyarakat aceh di intimidasi untuk tidak ikut pemilu, bahkan ada beberapa calon legislatif yang di paksa untuk tidak ikut pemilihan.

Minggu, 03 Juni 2012

Ekonomi, Kecemburuan Sosial, dan Maksiat


ALJA YUSNADI




GONJANG-ganjing isu penegakan syariat Islam kembali menguat di Aceh. Dengan berbagai dalih, sekelompok massa membongkar beberapa tempat wisata. Dalam kurun waktu satu bulan ini, sudah terjadi beberapa aksi pembongkaran.

Ada beberapa aksi yang miris, pembongkaran pondok-pondok yang ada di Bate Geulungku, Bireuen, penutupan kawasan wisata Ulee Lheue, pembongkaran pondok-pondok di pantai Lhok Nga, Banda Aceh dan Aceh Besar. Ini tentunya bukan peristiwa pertama, dan belum tentu juga menjadi yang terakhir.

Selasa, 29 Mei 2012

Surat untuk Dek Nong!

Dering hapeku semakin kencang. Mata yang akan terpejam seakan melawan. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, artinya waktu larut semakin kelam. Di luar, deru kendaraan belum juga padam. Anak-anak nakal masih saja mempertaruhkan nyawanya di sepanjang jalan.

Rabu, 16 Mei 2012

Ketika “Kaum” Darussalam Keluar dari Sarangnya


Oleh : Alja Yusnadi

Menarik agaknya, Mencermati rubrik opini Serambi Indonesia beberapa waktu terakhir, seolah mengisyaratkan ; para abdi ilmu pengetahuan di Universitas Syiah Kuala sedang mereproduksi gagasan, dan berusaha menularkannya kepada rakyat aceh. Betapa tidak, sebelum itu jarang sekali para “induk” yang telah melahirkan beribu sarjana, profesi dan pasca sarjana itu menularkan gagasannya di ruang publik yang dapat diakses oleh khalayak ramai, apalagi yang dianggap beresiko terhadap eksistensi keberadaan, dan jabatan.

Selasa, 01 Mei 2012

Aku, Mereka, dan Asa*



Oleh : Alja Yusnadi**

Labirin Senja, pekat. Kumpalan awan melukis di kanvas biru, membentuk berbagai rona. Sebuah Panther Pick-up melaju, pelan, menyusuri sudut kota Banda Aceh, Ibu kota provinsi Aceh, yang memiliki APBA sembilan Triliun, namun rakyatnya masih seperti ayam kelaparan di lumbung padi. Beberapa lelaki dewasa berada diantara kotak-kotak kosong. Kumparan senyum terpancar, hingga menyentuh fatamorgana yang sedang dirajut pantulan alam.

Jumat, 27 April 2012

Mengintip cinta di Kali Biru



Oleh : Alja Yusnadi*
Salah satu tantangan terbesar dalam mewujudkan kelestarian alam adalah terjadinya pertentangan antara mendahulukan kepentingan masyarakat yang berada disekitar hutan atau mendahulukan kelestarian hutan. Seperti yang sedang dialami masyarakat Buloh Seuma, di Aceh Selatan. satu sisi pemerintah mendahulukan kepentingan hutan lindung, disis lain ada ratusan manusia yang harus diselamatkan.

Menggugat Hak Paten Nilam Aceh!



Oleh : Alja Yusnadi
Salah satu komoditas primadona yang dimiliki Aceh adalah Nilam. Tumbuhan ini menjadi salah satu komoditas ekport. Sudah sejak lama nilam menjadi kebutuhan dunia. Fungsinya sebagai perekat wangi membuat nilam dibutuhkan oleh perusahaan pembuat parfum, kosmetik, dan obat-obatan. Kebutuhan minyak nilam dunia sebagian besar dipenuhi oleh indonesia, dan sebagian besarnya merupakan minyak nilam Aceh. Namun, sama seperti nasib komoditi ekport lainnya, seperti kopi, nilam aceh juga nyaris tidak dikenal dunia internasional. Justru, lebih dikenal minyak nilam sumatera, jawa. Hal ini disebabkan label yang dikeluarkan bukan label minyak nilam aceh, beberapa pengusaha “nakal” juga mencampur minyak nilam aceh dengan minyak nilam sumatera utara, dan jawa.

Jumat, 09 Maret 2012

Kamu!


Kamu!

Oleh : Alja Yusnadi

Tak ada kehidupan,
Tak ada kebahagiaan,
Nista Kekuasaan, Tanpa kamu!
Kehancuran, Kemurkaan akan datang, tanpa kamu!

Manusia menyerupai iblis, jika mengenyampingkan mu!
Tak ada kemerdekaan, tanpa kamu!
Rautan buram tergores di wajah pibumi, tanpa kamu!
Sekolah, puskesmas, fasilitas umum menjadi arang, itu tanpa mu!

Generasi kumuh, bodoh, dekil, lahir tanpa rahim mu!
Triliunan rupiah, terkuras untuk mencapai mu!
Ribuan nyawa, ribuan janda, ribuan yatim, menuju mu!

Kamu lah, yang didambakan banyak orang!
Dido’akan malaikat!
Dimusuhi setan!
Kamulah Damai!
Kamulah Perdamaian!
Aceh membutuhkan mu!

Peunayong, Kamis, 08 Maret 2012, belajar bersama Mariska

Kamis, 08 Maret 2012

Seperti Seks, Perdamaian Itu Tak Sesempit Celana dan Rok!





Oleh : Alja Yusnadi

Ditengah teriknya matahari, 2 unit mobil meluncur menuju Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda. Satu mobil yang dikemudikan oleh Ahmad Mirza Safwandi meluncur cepat, ketua Generasi Kuneng (Gen-K) ini bersama beberapa kawan telah lebih dulu sampai di Bandara Sultan Iskandar Muda. Sementara mobil satu lagi dikendarai oleh Reza Aulia, pengusaha muda jebolan universitas terkemuka di Malaysia,  pelan-pelan memasuki gerbang bandara yang didanai oleh Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) NAD-Nias ini.

Siang itu, senin 20 Februari 2011, Gen-K menjemput kedatangan seorang penulis nasional. Tak lama menunggu, sosok perempuan berkulit putih menuju rombongan penjemput, disana telah hadir beberapara anggota Gen-K, diantaranya, Mirza, Cut Ayu, Nana, Reza, Indra-Roket, Ferdi, icha, dan saya sendiri. Tanpa banyak basa-basi, dengan penuh keakraban, semuanya menuju kendaraan.

Rabu, 08 Februari 2012

Menakar Politik Kaum Muda

Oleh : Alja Yusnadi

GONJANG-GANJING kasus korupsi Wisma Atlet, kasus penghamburan uang di Badan Urusan Rumah Tangga DPR RI menyeret sejumlah politisi muda. Nazaruddin, mantan anggota DPR RI yang juga mantan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD), Angelina Sondakh, Anggota DPR RI dari PD telah ditetapkan sebagai tersangka. Anas Urbaningrum, Ketua Umum PD juga diisukan terlibat dalam kasus yang merugikan uang negara tersebut.