Rabu, 06 Agustus 2014

Selamat Datang Presiden Rakyat!!



Oleh: Alja Yusnadi*
Pertama sekali, saya ingin mengucapkan selamat kepada Presiden-wakil presiden terpilih Republik Indonesia periode 2014-2019, Jokowidodo-Jusuf Kalla. Berbagai peristiwa politik sejak masa pencalonan, kampanye hingga pasca pemilihan telah kita lewati. Saya kira sangat banyak tenaga yang terkuras, baik materi maupun imaterial. Apalagi untuk menangkal kampanye jahat yang dilancarkan pihak lawan.

Bahkan, disaat KPU sudah menetapkan Jokowi-JK sebagai Capres-Cawapres terpilih, kelompok garis keras masih saja menghembuskan kampanye gelap nan pekat. Tapi hebatnya, para relawan dan pendukung di instruksikan untuk meninggalkan salam 2 jari, dan beralih ke salam 3 jari: Persatuan Indonesia.

Kemenangan ini, mengisyaratkan kemenangan rakyat kebanyakan. Kemenangan ini bagaikan pohon besar yang dibawahnya tempat banyak orang singgah dan menggantung harapan hidup. Salah satunya adalah Aceh.
Secara penduduk, aceh memang tidak seberapa dibandingkan dengan penduduk pulau Jawa, Aceh hanya sebanding dengan 3-4 kabupaten di Jawa Tengah. Hal itu berbanding lurus dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang tidak seberapa. 

Waktu pemilihan kemarin, Aceh juga tidak menjadi lumbung Jokowi-JK, padahal Jusuf Kalla (JK) dua kali berkunjung ke Aceh. akan tetapi jika dibandingkan dengan perolehan suara Jusuf Kalla pada tahun 2009 lalu, jelas terjadi kenaikan yang sangat besar.

Sebenarnya, Aceh memiliki kedekatan dengan JK. Saat jadi wapres, JK menjadi salah satu tokoh kunci yang mempelopori perdamaian Aceh, sebagaimana kita tahu, Aceh telah dilanda konflik lebih dari 30 tahun secara terus menerus. Pilpres 2009, SBY berhasil meraup suara hingga 90 persen, pilpres 2014, Prabowo meraih sekitar 54 persen, sisanya untuk Jokowi-JK. 

Pun Demikian, sebagai salah satu tim Jokowi-JK di Aceh Selatan, saya berharap banyak kepada presiden baru pilihan rakyat ini. Aceh bukan basis banteng, malah Aceh merupakan daerah kering bagi partai pemenang pemilu legislatif ini. PDI Perjuangan hanya mendapatkan 1 kursi dari 13 kursi DPR RI, bahkan untuk Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) kosong. Mungkin alasan ini linear dengan kalahnya Jokowi-JK di Aceh.

Untuk memperbaiki citra dan reputasi kepemimpinan Presiden Jokowi kedepan, saya sangat berharap Aceh menjadi perhatian. Aceh masih menyisakan banyak pekerjaan rumah bagi  pemerintah SBY-Boediono belum mampu menjawab, padahal mereka menang telak di Aceh. 

Undang-undang No. 11 tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh masih menyisakan banyak masalah. Beberapa Peraturan Pemerintah (PP) belum dikeluarkan oleh pemerintah pusat, seperti PP Minyak dan gas, salah satu sektor andalan aceh adalah migas, walau tak banyak, cukup untuk mengelola pemerintahan setelah bagi hasil dengan pemerintah pusat.

Selanjutnya PP tentang Kawasan Pelabuhan Sabang. Laut juga menjadi andalan bagi Aceh, tapi sarana dan prasarananya belum menunjang, kami sangat berharap Pemerintah kedepan  dapat mencermatinya. Selanjutnya PP tentang kewenangan Aceh dan Pusat juga perlu diperhatikan. PP tersebut merupakan perintah undang-undang. Aceh tidak mendapatkanny dengan gratis. Ada sejarah panjang, sampai pada akhirnya tercapai kesepakatan damai. 

Sebagai salah satu tim pemenangan Jokowi-JK, tentunya kendala besar yang kita hadapi dilapangan adalah streotipe masyarakat terhadap Jokowi dan PDI Perjuangan masih terlalu negatif. Hal yang sama jug saya alami sebagai anggota DPRK terpilih dari PDI Perjuangn. Betapa besar energi yang kita habiskan untuk menjelaskan kepada masyarakat.

Kemenangan PDI Perjuangan di Pemilu Legislatif, kemenangan Jokowi-JK di Pemilu Presiden merupakan harapan baru. Khusus bagi Aceh juga merupakan ajang pembuktian, apa yang dituduhkan selama masa kampanye tidak benar.

Langkah-langkah terobosan yang akan di ambil pemerintah baru kedepan dapat menyelamatkan kami tim pemenangan di Provinsi Aceh dan kabupaten/kota, atau sebaliknya akan stagnan. Jika kemungkinan pertama yang terjadi, PDI Perjuangan akan mendapatkan tempat dihati rakyat Aceh, dan saya yakin akan menyongsong babak baru.

Seharusnya harapan ini dapat kami sampaikan secara langsung, tapi sebagai tim pemenangan yang berada jauh dari Jakarta, menulis surat seperti ini agak lebih mudah, mudah-mudahan bapak membaca dan berkenan untuk menampungnya sebagai aspirasi masyarakat aceh.

Sebagai anggota DPRK Aceh Selatan periode 2014-2019 dari PDI Perjuangan, saya telah menyampaikan apa yang menjadi ketakutan konstituen dan akan siap dengan segala konsekwensi logisnya.

*Ketua BP Pilpres PDI Perjuangan Aceh Selatan, Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK Aceh Selatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar